Kenapa Kesepian Kronis Dapat Berdampak Serius pada Kesehatan

  • Whatsapp
Kenapa Kesepian Kronis Dapat Berdampak Serius pada Kesehatan

Kenapa Kesepian Kronis – Kesepian jangka panjang, atau yang dikenal sebagai kesepian kronis, dapat memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental maupun fisik kita. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dampak kesepian terhadap kesehatan bisa sama buruknya dengan kondisi kesehatan serius lainnya seperti obesitas, merokok, dan kurangnya aktivitas fisik.

Kesepian kronis tidak hanya memengaruhi emosi kita tetapi juga memiliki efek nyata pada tubuh. Mengutip Campaign to End Loneliness, kesepian dapat memberikan dampak serius karena memengaruhi berbagai aspek dalam diri kita, termasuk proses psikologis, fisiologis, dan perilaku. Dengan kata lain, perasaan kesepian yang berlarut-larut bisa memicu respons stres dalam tubuh yang berpotensi menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Bagaimana Kesepian Kronis Mempengaruhi Kesehatan Anda?

Kesepian bukan hanya sekadar perasaan tidak nyaman; dampaknya jauh lebih dalam dan bisa memengaruhi kesehatan fisik maupun mental Anda. Hal ini terjadi karena kesepian memengaruhi berbagai proses dalam tubuh, termasuk proses psikologis, fisiologis, dan perilaku.

Ketika Anda merasa kesepian dalam jangka waktu yang lama, tubuh Anda bisa mengalami peningkatan stres, yang pada akhirnya berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis. Selain itu, kesepian juga dapat memengaruhi kesehatan mental, memperburuk kondisi seperti depresi dan kecemasan.

Baca terus artikel ini untuk memahami lebih lanjut bagaimana kesepian kronis bisa berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik Anda, serta cara-cara untuk mengatasinya.

Apa Itu Kesepian?

Menurut ulasan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesepian adalah perasaan yang muncul ketika seseorang merasa sendiri atau terputus dari orang lain. Ini bukan sekadar situasi di mana Anda tidak memiliki orang di sekitar, tetapi lebih kepada perasaan bahwa Anda tidak memiliki hubungan yang berarti, dekat, atau rasa memiliki dengan orang lain. Kesepian mencerminkan perbedaan antara tingkat koneksi sosial yang sebenarnya Anda miliki dengan apa yang Anda inginkan.

Perasaan ini bisa muncul bahkan saat Anda berada di tengah keramaian, karena inti dari kesepian adalah kualitas dari hubungan sosial Anda, bukan sekadar kuantitasnya.

Kesepian: Lebih dari Sekadar Kesendirian

Kesepian perlu dipahami sebagai keadaan pikiran, seperti yang dijelaskan oleh Very Well Mind. Ini berbeda dengan sekadar kesendirian. Anda bisa merasa kesepian meskipun berada di tengah keramaian atau memiliki banyak teman di sekitar. Kesepian adalah perasaan yang muncul ketika seseorang mendambakan hubungan yang lebih dalam atau kontak yang bermakna dengan orang lain, tetapi keadaan pikiran mereka membuatnya sulit untuk menjalin hubungan tersebut.

Orang yang mengalami kesepian sering kali merasa terisolasi, bukan karena kurangnya orang di sekitar mereka, tetapi karena kurangnya hubungan emosional yang memadai. Ini menunjukkan bahwa kesepian lebih berkaitan dengan kualitas daripada kuantitas dari interaksi sosial seseorang.

Bagaimana Kesepian Mempengaruhi Kesehatan?

Menurut Campaign to End Loneliness, mekanisme pasti bagaimana kesepian dapat mengakibatkan masalah kesehatan masih sulit dibuktikan secara ilmiah. Namun, ada tiga jalur utama yang diketahui berperan dalam dampak kesepian terhadap kesehatan:

  1. Jalur Psikologis: Kesepian dapat menyebabkan stres kronis, yang memicu pelepasan hormon stres seperti kortisol. Stres yang terus-menerus ini dapat merusak sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko penyakit seperti depresi, kecemasan, dan penyakit jantung.
  2. Jalur Fisiologis: Kesepian juga dapat mempengaruhi fungsi tubuh, termasuk tekanan darah dan kualitas tidur. Orang yang merasa kesepian cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dan kualitas tidur yang lebih buruk, yang keduanya berkontribusi pada peningkatan risiko berbagai penyakit kronis.
  3. Jalur Perilaku: Kesepian sering kali mempengaruhi perilaku seseorang, seperti penurunan aktivitas fisik, peningkatan konsumsi alkohol, atau kebiasaan makan yang tidak sehat. Pola perilaku ini dapat memperburuk kesehatan fisik dan mental dalam jangka panjang.

Meskipun hubungan antara kesepian dan kesehatan masih menjadi area penelitian yang berkembang, ketiga jalur ini memberikan gambaran tentang bagaimana perasaan kesepian dapat berujung pada berbagai masalah kesehatan.

Dampak Kesepian terhadap Perilaku, Psikologis, dan Fisiologis

Kesepian bukan hanya perasaan yang tidak nyaman; ia juga dapat memicu berbagai perilaku dan kondisi yang berisiko bagi kesehatan. Berdasarkan sumber dari CDC, WHO, Cleveland Clinic, Verywell Mind, Campaign to End Loneliness, dan Jurnal Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag), kesepian cenderung memicu tindakan pasif yang sering kali mengarah pada perilaku tidak sehat.

Perilaku Berisiko

Orang yang merasa kesepian sering kali terjerumus dalam perilaku yang tidak sehat sebagai upaya untuk menghilangkan rasa tidak nyaman yang mereka alami. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung makan makanan berkalori tinggi secara sembarangan, kurang beraktivitas fisik, merokok, atau bahkan minum alkohol dalam upaya mengatasi perasaan kesepian. Perilaku-perilaku ini dapat memperburuk kondisi kesehatan fisik dan mental mereka dalam jangka panjang.

Dampak Psikologis

Secara psikologis, kesepian dikaitkan dengan rendahnya harga diri dan kurangnya upaya untuk aktif dalam mengatasi rasa tidak nyaman, atau yang disebut sebagai active coping. Menurut Jurnal Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya (Untag), active coping adalah ketika seseorang segera melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa tidak nyaman, seperti bernyanyi, olahraga, atau memasak ketika bosan. Namun, orang yang kesepian cenderung tidak melakukan hal ini, yang membuat mereka semakin terpuruk dalam perasaan tidak nyaman.

Dampak Fisiologis

Kesepian juga dapat memengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Mengutip Cleveland Clinic, psikolog Amy Sullivan, PsyD menjelaskan bahwa kesepian dapat meningkatkan kadar kortisol, hormon yang dikenal sebagai hormon stres. Kortisol berperan dalam mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk penggunaan lemak, protein, dan karbohidrat, serta mengatur peradangan, tekanan darah, gula darah, dan siklus tidur-bangun.

Ketika kadar kortisol meningkat akibat stres dari kesepian, ini dapat mengganggu kinerja kognitif, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan risiko masalah pembuluh darah, peradangan, serta penyakit jantung. Oleh karena itu, kesepian yang berkepanjangan tidak hanya berdampak pada perasaan seseorang tetapi juga bisa memicu berbagai kondisi kesehatan yang serius.

 

Baca artikel dan berita menarik dari Googlywoogly.co

Baca juga artikel seputar Nutrisi dan Perawatan atau berita teknologi dari cuaninaja.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *