Kemenkes: Pentingnya Pengobatan Segera untuk Pasien Mpox

  • Whatsapp
Kemenkes: Pentingnya Pengobatan Segera untuk Pasien Mpox

Kemenkes – Baru-baru ini, beredar narasi di media sosial yang menyebut bahwa orang yang terinfeksi virus Mpox tidak memerlukan pengobatan apapun karena tidak ada obat khusus untuk virus tersebut. Narasi tersebut juga menyarankan agar pasien Mpox hanya perlu istirahat dan meningkatkan konsumsi protein hewani.

Menanggapi hal ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia memberikan klarifikasi bahwa pengobatan tetap diperlukan bagi pasien yang terinfeksi Mpox. Kemenkes menegaskan pentingnya perawatan medis yang tepat untuk memastikan pemulihan yang optimal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Read More

Pengobatan Mpox: Fokus Meredakan Gejala dan Mencegah Komplikasi

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menjelaskan bahwa pengobatan bagi pasien yang terinfeksi virus Mpox (MPXV) difokuskan untuk meredakan gejala yang dialami. Meski beberapa kasus mungkin menunjukkan gejala ringan, pasien tetap membutuhkan pengobatan untuk mencegah kondisi memburuk.

Menurut dr. Syahril, pasien yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, seperti mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, bisa mengalami gejala lebih berat dan membutuhkan perawatan intensif di fasilitas kesehatan. Pengobatan yang tepat sangat penting untuk memastikan pemulihan dan mencegah komplikasi serius.

Kemenkes Jelaskan Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Pengobatan Simptomatik untuk Mpox

Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menekankan pentingnya gaya hidup sehat sebagai langkah pencegahan terhadap berbagai penyakit, termasuk Mpox. “Kalau seseorang konsumsi makannya baik, istirahat cukup, dan olahraga teratur, tentu penyakit bisa dicegah. Ini adalah konsep sehat secara umum,” jelas Syahril dalam rilis yang dikeluarkan di Jakarta, Sabtu (14/9/2024).

Mengenai Mpox, Syahril menjelaskan bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus dengan masa inkubasi sekitar 21 hari. Setelah masa inkubasi, ruam atau lesi pada kulit akan mengering, mengelupas, dan membentuk kulit baru. Namun, selama masa inkubasi, pasien dapat mengalami gejala seperti demam tinggi dan sakit kepala, yang perlu ditangani dengan obat simptomatik untuk meredakan gejalanya.

Pengobatan Simptomatik dan Antivirus untuk Mpox

Obat simptomatik adalah jenis obat yang digunakan untuk meredakan gejala umum suatu penyakit. Pada Mpox, gejala yang muncul antara lain demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan, serta ruam atau lesi kulit. Ruam biasanya muncul 1 hingga 3 hari setelah demam, dan berkembang dari bintik merah, lepuh berisi cairan, lepuh berisi nanah, hingga akhirnya mengeras dan mengelupas.

Selain obat simptomatik, pengobatan Mpox juga dapat melibatkan antivirus. Menurut Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Monkeypox) yang diterbitkan oleh Kemenkes pada 2023, antivirus yang disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menangani Mpox adalah tecovirimat, cidofovir, dan brincidofovir. Pemberian antivirus dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan, yang akan menyesuaikan dengan kondisi dan gejala yang dialami pasien.

“Antivirus sudah tersedia, tetapi jika tidak memungkinkan, obat simptomatik dapat diberikan untuk menjaga kondisi pasien agar tidak memburuk,” terang dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH. Dia juga menekankan pentingnya tidak mengabaikan gejala, terutama jika mengalami sakit kepala hebat, yang bisa berbahaya jika tidak segera ditangani.

 

Baca artikel dan berita menarik dari Googlywoogly.co

Baca juga artikel seputar Nutrisi dan Perawatan atau berita teknologi dari cuaninaja.com

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *